Home

Rabu, 06 Januari 2010

Posted by navy_emo

TEORI


Pengertian Proyek : proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat – alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang berbeda dari yang biasanya digunakan


Ciri – ciri proyek

  1. sasarannya jelas

  2. sasaran diarahkan pada suatu perubahan atau pembaharuan

  3. sasaran terjadi hanya satu kali

  4. ada batasan awal dan batasan akhir pelaksanaan proyek

  5. proyek bersifat antar disiplin

  6. adanya anggaran dan batasan terhadap biaya – biaya


Macam – macam proyek

  1. proyek pengembangan produk baru adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan

  2. proyek kapital (modal)

  3. proyek penelitian dan pengembangan adalah kegistsn untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan.proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk

  4. proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alat – alat pemprosesan data.


Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi memimpin dan mengendalikan sumber proyek daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan


Konsep manajemen proyek meliputi :

  1. Proyek merupakan suatu kegiatan yang sifatnya sementara dengan tujuan tertentu dan memanfaatkan sumber – sumber daya

  2. manajemen proyek adalah proses pencapaian tujuan proyek dalam suatu wadah tertentu

  3. manajemen proyek meliputi langkah – langkah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penyesuaian proyek.

  4. kendala / hambatan proyek adalah spesifikasi kerja, jadwal waktu dan dana

  5. bentuk organisasi atau wadah yang dimaksud dalam manajemen proyek adalah organisasi fungsional, koordinator gugus tegas dan matrik


Manajemen Resiko

Seiring dengan perkembangan masyarakat modern., kebutuhan akan berbagai fasilitas pendukung kegiatan hidup juga semakin
meningkat. Hal ini tercermin dari semakin meningkatnya intensitas pembangunan berbagai fasilitas infrastruktur di berbagai sektor,
mulai dari sistem energi, transportasi jalan raya, bangtman-bangunan perkantoran dan sekolah, hingga telekomunikasi, rumah
peribadatan dan jaringan layanan air bersih, yang kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan infrastruktur yang handal. Dengan
luasnya cakupan layanan publik tersebut, maka peran infrastruktur dalam mendukung diva nika suatu negara menjadi sangatlah
penting artinya. Adalah suatu hal yang umum bila kita mengkaitkan pertumbuhan eknomi dan pembangunan suatu negara dengan
pertumbuhan infrastruktur di negara tersebut. Berbagai laporan badan dunia seperti World Bank, menekankan pentingnya peran
infrastruktur dalam pembangunan negara, dan bagaimana negara-negara di dunia melakukan investasi di sektor tersebut. (Faye and
Yeppes, 2003).
Sayangnya pembangunan infrastruktur juga, seperti halnya dengan proyek-proyek konstniksi lainnya, selalu dibayangi oleh risiko
kegagalan. Semakin besar proyek infrastruktur yang ditangani, semakin besar pula tantangan risikonya. Studi yang dilakukan di
University of Aalborg (Flyvberg et. al, 2003) menunjukan bahwa dalam sejarahnya proyek-proyek infrastruktur berskala besar
(dikenal dengan istilah megaprojects) berpotensi terancam cost overruns dan berbagai risiko lainnya. Namun demikian hal ini
tampaknya tidak menghalangi pemerintah dan para pengambil keputusan publik untuk senantiasa berinvestasi dalam proyek-
proyek infrastruktur besar.
Dewasa ini, peran pelayanan masyarakat melalui investasi di sektor infrastruktur sedikit demi sedikit telah bergeser dari peran
dominan pemerintah menjadi partisipasi swasta. Beratnya beban pendanaan bagi pembangunan baru maupun pemeliharaan fasilitas
infrastruktur tidak dapat ditanggulangi oleh kemampuan pemerintah dalam mengimbangi kebutuhan akan infrastruktur yang semakin
meningkat. Pegeseran ini tentunya berdampak pada perubahan peran dan konsekuensi (risiko) yang dihadapi oleh masing-masing
pihak pelaku pembangunan infrastruktur.
Di Indonesia, peningkatan peran swasta dalam sektor pembangunan infrastruktur lewat berbagai skema pendanaan dan kerjasama
(project financing) tentunya harus diikuti pula dengan kesadaran terhadap potensi risiko dan kemampuan yang sesuai dalam
mengelolanya. Dalam konteks ini, analisis dan manajemen risiko pada proyek-proyek pembangunan infrastruktur sudah mulai
dilakukan, meskipun pada umumnya masih sangat terbatas pada aspek ekonomi dan pendanaannya saja. Dan hat ini tentunya
tidak cukup. Para pelaku dalam proyek infrastuktur harus pula mampu menerapkan manajemen risiko dal am semua aspek proyek,
termasuk risiko pada tahap konstruksi.
Sebelum kita membahas risiko proyek konstruksi infrastruktur, ada baiknya kita mengulas kembali secara singkat makna dan beberapa
prinsip dasar manajemen risiko.

0 comments:

Posting Komentar

Campus Qu

Campus Qu

Followers